Ketika Gempa Melanda
“Aisyah sudah salat belum?” Tanya umi“Belum bu, nanti saja ya, tanggung ni lagi nonton film kesukaan Aisyah.”“Et deh ni bocah kalo disuruh salat, ya salat dulu, ntar baru nonton lagi. Emangnya salat bisa diulang besok, kalo film yg kamu tonton, besok juga ada lagi.” Mugia ( kakanya Aisyah yang pertama) berceramah.“ Udah tau! Bilang aja kakak mau nguasain remot ini.” Balas Aisyah“Eh iya lupa, tap Mi! siapa yang mau nemenin? Aisyah kan gak begitu hafal sama surat- surat buat salat.”“ Susah- susah amat dah hidup lu Syah, baca aja surat- surat yang kamu hafal, atau gak liat buku aja (gue mau nanya, emang boleh salat sambil baca buku???????)” seru kak Annisa (kakaknya yang paling jail)”“Annisa, kamu itu malah menggoda adikmu, sebagai hukumannya kamu yang harus menemaninya mengaji dan salat” kata umiAisyah gembira seketika, tetapi Annisa berubah menjadi cemberut (ingin sekali berkata, gara- gara kamu aku jadi dihukum, kepada Aisyah, tetapi ia takut dimarahi, maka ya terpaksa nurut). Umi dan Abahnya cuma senyum- senyum ngeliat tingkah anak- anak merekan. Aisyah mendapat tugas dari umi, untuk menjemur baju, menyapu dan mengaji. Aisyah lebih mendahulukan mengaji. Tiba- tiba saja tubuh Aisyah seperti terguncang dasyat, tetapi Aisyah fikir itu hanya halusinasi, maka Aisyah tetap melanjutkan mengaji. Kak Annisa dan Kak Mugia, berteriak GEEEEEEMMMMMMMPPPPPPPPPPPPPPPPPAAAAAAAA………………. dan mereka langsung berlari keluar rumah. “Annisa, tunggu! Bentar- bentar kayaknya ada yang ketinggalan (et deh, lagi gempa masih sempet mikir), tapi apa ya?”“Udahlah ka, buruan kita keluar, lagian gempa masih bisa mikir”“Tunggu dulu, dimana Aisyah” Tanya Annisa panik“Aku gak tau tadi kan sama kamu”“ Gak ka, orang tadi aku dari toilet, trus gempa yaudah aku lari aja”“Apa dia udah lati keluar?, tapi aku gak liat dia keluar” seru Annisa“Berarti dia ada di mushola. Tapi kenapa dia gak nyadar ini gempa?”“Udahlah ayo kita selamatin dia” desah Annisa Annisa dan Mugia berlari kencang menembus rumah, ia berusaha mencari adiknya. Mereka menemukan Aisyah yang sedang mengaji dengan tubuh tergoncang. Sepertinya ia sama sekali tidak pedulu dengan goncangan dasyat ini. Tenyata Aisyah tau kalau ada gempa, tetapi ia berkata bahwa ia harus tetap menjalankan amanah dari umi, makanya ia tetap betahan walu gempa. Annisa dan Mugia, langsung membopong adiknya keluar rumah. Dan menceritakannya kepada umi, umii terharu dan memeluk Aisyah “Aisyah, dengarkan umi. Niat Aisyah baik sekali, untuk terus menjalankan amanah dari umi, tetapi Aisyah harus memikirkan nyawa Aisyah, umi juga tidak marah, amanah umi dilanggar ketika sedang ada musibah. Untung ada Kak Mugia yang inget kamu, kalau tidak, bagaimana nasib Aisyah sekaraang?” “Maafkan Aisyah umi, Aisyah Cuma takut umi marah, tanpa memikirkan resiko yang berbahayaa, Aisya janji tidak akan mengulanginya lagi. Mereka semua bangga memiliki saudara seperti Aisyah, mereka senang semuanya selamat, yang gak mereka senang, cuma rumah mereka yang hancur berantakan.