Curhat yach
Sebenernya aku tak bisa bercerita,atau mengarang sebuah tulisan yang hebat.Mungkin ini lebih bisa di sebut sebagai curhat,ini memang sebuah kisah nyata yang saat ini sedang di alami seseorang.(Kuharap ada yang mau memberi solusi hehehe).Dan kalian juga tak harus membaca sampai selesei kisah yang aku tulis ini.Setiap manusia punya permasalahan dalam hidupnya.Dan dengan masalah-masalah itulah dia akan menjadi semakin dewasa.Kadang ada kalanya seseorang merasa tak adil dengan anugerah masalah yang ALLAH timpakan kepadanya.Manusia,dengan aneka macam ilmu yang dimilikinya.Dengan macam-macam sudut pandang dalam menghadapi persoalan hidup.Ada yang hancur karena merasa tak mampu menghadapi hidupnya,tapi ada juga yang justru bangkit menjadi manusia besar dan bersahaja karena saking banyaknya ujian hidup yang dijalaninya."Sesungguhnya Allah menguji hambanya,sesuai dengan kesanggupannya",andai keyakinan itu benar-benar menancap kuat didalam hati,tentulah tak ada yang terlarut dalam kesedihan ketika badai menggoncangkan kehidupannya.Entahlah,kenapa hati ini tak bisa tenang,fikiran ini tak bisa jernih,dan perasaan terus mencari jalan untuk berlari dari sebuah permasalahan."Masalah ada,untuk diseleseikan,bukan untuk dihindari".Tapi terkadang,aku pun merasa tak kuat menahan segala cobaan yang mendera kehidupanku.
Keterampilan untuk menghadapi masalah memang harus dimiliki setiap orang yang bermasalah.Agar masalah itu tiada berlarut-larut.(Hah....aku hanya bisa berbicara,tapi tak bisa mempraktekkannya).
Sejak dulu rasanya antara keinginan dan kenyataan hidupku lebih sering berlawanan.Banyak hal baik yang ku inginkan,tapi tidak tercapai.Saat SD dulu,secara prestasi aku sangat dibanggakan oleh banyak orang,secara sosialisasi,aku dikucilkan dan hidup dalam penghinaan,karena kemiskinan yang melanda keluaragaku.Dan itulah awal dari segala rasa benciku pada semua orang di lingkunganku.Aku sangat ingin keluar dari lingkungan yang selalu menjatuhkanku itu.Cita-citaku untuk bisa sekolah di pondok pun tak dapat kuwujudkan,alasan sekolah negeri yg lebih murah.
Lingkungan yang tak kondusif,membuat mentalku jd cemen.Minder,aku menjadi anak yang sangat pendiam dan penakut.Sehingga di sekolah nyaris tak punya teman,teman-teman menginjak-nginjak dan merendahkan diriku.Itu membuatku semakin terpuruk,merasa menjadi orang yang terasing.Setiap permasalahan selalu aku pendam sendiri.Rasanya tak akan ada seorang pun yang akan membantu segala permasalahanku,tak akan ada yang mendengar keluh kesahku.Walau pada kenyataannya masih banyak orang yang memperhatikanku,mungkin.
Lulus SMP ,orang tua memintaku untuk tidak melanjutkan,lagi-lagi alasan biaya.Sebenarnya aku yakin,pelarangan untuk SMA itu bukan karena biaya,tapi lebih pada paham yang dianut oleh orang tuaku,pemikiran yang sudah menancap kuat di benak para orang tua di desaku,bahwasanya,sekalipun sekolah tinggi,pada akhirnya,wanita tetap tinggal di rumah,memasak didapur.Tapi aku tetap ngotot untuk SMA,dan mungkin dengan terpaksalah orang tua menyekolahkanku.Dengan sebuah sepeda yang sebenernya tak layak pakai,dengan pakaian bekas kakakku,dengan jilbab pemberian adikku,dengan rok pemberian temanku.Aku dengan PD memasuki bangku SMA,ada sebagian orang yang mulai mengejekku,tapi ada sebagian lain yang menyanjung kecerdasanku.Di sekolah aku mulai merasa mendapat tempat dan lingkungan yang menyenangkan,walau banyak yang baik padaku ,untuk memanfaatkan kepandaianku.Entah,sebenernya aku tak pandai,tapi aku selalu beruntung,sehingga nilaiku sering memuaskan..
Ketika ada tawaran kuliah ke jakarta,dengan semangat aku mengikutinya.Tapi ternyata,sampai di sana,aku selalu teringat keluargaku.Sampai aku memutuskan untuk tak jadi kuliah.Cuma gara-gara aku belum siap untuk berpisah dengan orang tuaku.Dan sekarang aku masih sangat menyesal akan keputusanku saat itu.Tapi mungkin ini takdir dari ALLAH,siapa tau jalan di depan jauh lebih baik dari lika liku kehidupanku yang sekarang.
Dan hari ini,aku telah bekerja di sebuah kantor konsultan pajak.Aku senang dengan pekerjaanku,awalnya semua terasa indah.Lambat laun,iringan cobaan mulai menderaku.Tinggal di rumah saudara yang sangat sempit,satu buah kamar yang dihuni 8 orang,sehingga harus tidur dengan bersusun.Disitulah segala tangisku kembali bermula.Tempat yang sempit itu membuatku ke bingungan saat akan menunaikan ibadah shalat.Hampir setiap waktu shubuh aku menanti di bukanya pintu rumah tetangga bibi,sekedar untuk numpang shalat.Kadang aku pun malu,sebab penghuni rumah itu sendiri tidak menunaikan ibadah shalat.Aku sempat memutuskan untuk kost sendiri.Hampir 2 bulan aku kost jauh dari rumah bibi.Dan saat itu,fitnah menyebar di keluargaku,keluarga bibi mengabari orang tuaku kalau aku tidak mau di atur,aku liar dan ingin hidup bebas,aku wanita yang nggak bener.Padahal demi ALLAH,aku kost sendiri dengan alasan agar aku bisa mandiri,tidak membebani keluarga bibi,dan aku bisa bebas shalat sesuka hati.
Tidak sampai disitu,keluarga bibi terus menambah ke sedihanku.Ketika aku tak mau memakan makanannya,aku dibilang gak menghargai maskannya,dan ketika aku memakan makanannya,dia selalu menghitung-hitung harga bahan,cabe sekian,beras sekian,tempe sekian.Hal itu membuat batinku makin tersiksa.Aku serba salah,mencuci pakain pun aku harus menggunakan air rembesan sungai,dia melarangku menggunakan air PAM,katanya mahal,dan sebenernya aku membeli air itu dengan uang hasil kerjaku sendiri.Banyaknya fitnah yang semakin menjadi-jadi,membuatku harus kembali tinggal dirumah bibi.Aku keluar dari kost,dan sekarang tinggal lagi dengan bibi..Aku bingung,kalau aku pulang ke desa,berarti aku siap-siap mendapat cacian,"Hemmm..ternyata benar kan,lulus SMA juga nganggur.",atau akan banyak adik-adik yang tidak akan sekolah SMA setelah tau,panutannya tidak dapat pekerjaan.Karena waragaku selalu berfikir kalau sekolah tinggi adalah jaminan mendapat pekerjaan yang tinggi pula.Tapi,kalau aku menetap disini,aku akan terus makan hati dengan perlakuan bibi padaku..
Jalan mana yang harus aku tempuh.Atau aku mencari pekerjaan lain..Ya ALLAH,mencari pekerjaan untuk orang yang berjilbab dan hanya lulusan SMA itu sangat sulit..Dan aku juga tidak mudah berbaur dengan lingkungan baruku.Aku tidak gampang kerasan di lingkukangan yang baru..
No comments:
Post a Comment